✔ 3 Segmentasi Demografis

Fachri Aja
2 min readMay 7, 2019

--

Fachri Aja, Segmentasi Demografis | saya selalu memulai dengan cerita 3 segmentasi demografis yang bisa dieksekusi. Di Indonesia sendiri segmentasi demografis sangat luas. Dengan penduduk yang lebih dari 200 juta sangat berpotensi meningkatkan penjualan Anda. Namun, anda sebelum itu harus mengetahui segmentasi demografis. Agar strategi Anda sesuai dengan visi. So mari kita simak bersama segmentasi demografis berikut.

Segmentasi Demografis Berdasarkan Produk

Segmentasi Demografis

Pasar yang pertama adalah pasar yang belum mengenal produk kita sama sekali. Artinya untuk bermain di sana, konsekwensinya adalah WAKTU. Karena akan butuh banyak waktu untuk mengedukasi.

Pasar yang kedua adalah pasar yang sangat berdarah-darah. Alias sudah mengenal produk yang kita pasarkan. Sehingga tidak perlu repot-repot mengedukasi. Namun konsekwensinya adalah USAHA EXTRA, untuk bersaing dengan kompetitor.

Pasar yang ketiga adalah pasar yang posisinya di antara kedua pasar di atas. Yakni sudah mulai teredukasi, sudah tahu, namun belum maksimal dan masih ada ruang buat bertumbuh.

Dari ketika pasar di atas, buat PEMULA, saya selalu menyarankan masuk di pasar yang ketiga. Tidak repot mengedukasi dan tidak harus berkompetisi secara mati-matian.

Beberapa ciri-ciri produk yang ada di pasar ketiga biasanya:
1. Orang sudah tahu merek produk tersebut, namun tidak mengerti itu untuk apa.
2. Orang sudah tahu merek dan manfaat produk tersebut, namun secara umum dan tidak spesifik.

Ini pasar yang sangat gurih sebenarnya. Masih ada ruang bertumbuh yang sangat besar, namun sedikit sekali kompetitornya. Kalau pun ada, kompetitor yang ada saat ini belum memiliki strategi pemasaran dan penjualan yang jitu.

Sehingga banyak yang mengatakan produknya kurang bagus, sulit menjualnya, harga tidak bersahabat, dan berbagai alasan lainnya. Padahal di sisi lain, ada penjual lain yang memasarkan produk yang sama, bisa meraup profit yang tinggi.

Baca Juga: Cara Menyusun Rencana Pemasaran

Jadi salah siapa? Produk, rencana pemasaran, atau penjualnya yang kurang cakap?

Karena bicara BISNIS bicara RISET, bicara DATA, bicara ANALISIS, bukan asal nyemplung, coba-coba yang ujung-ujungnya bukannya untung malah buntung. Semoga bermanfaat.

--

--

Fachri Aja
Fachri Aja

Written by Fachri Aja

Content Writer SEO & Digital Marketing | Remote Work Enthusiast https://fachriaja.com

No responses yet