Ini Contoh Strategi Pemasaran Produk Agar Menarik Konsumen

Fachri Aja
7 min readFeb 10, 2023

Ini Contoh Strategi Pemasaran Produk Agar Menarik Konsumen | cara memasarkan produk yang baik dapat membantu Anda memposisikan produk dengan tepat di pasaran. Hal ini tentu dapat meningkatkan daya saing produk Anda. cara memasarkan produk yang baik dapat membantu Anda memposisikan produk dengan tepat di pasaran. Hal ini tentu dapat meningkatkan daya saing produk Anda. Di artikel ini, kami akan mengajak Anda mempelajari lebih dalam strategi pemasaran produk yang efektif.

FAKTA 1

a. 50% orang yang register menjadi affiliate berkata bahwa produk tutorial ini sangat menarik, lain dari yang lain, bahasanya sederhana, metodenya smart dan proven meningkatkan konversi sales, dst. Sehingga mereka memutuskan utk ikut membantu memasarkan.

b. Komisi 40%

c. Jika ada produk baru lagi, dan member hasil dari usaha promosinya bergabung maka si affiliate dapat komisi lagi sebesar 40% dari paket membership yang diambil.

JADI

a. Dari fakta diatas, puluhan orang mau mendaftarkan diri sebagai affiliate

b. Begitu mereka mempromosikan produk sniper marketer for lapak online, tidak sedikit affiliate yang berkata bahwa closing sales jauh lebih mudah dibanding ketika mereka mempromosikan produk milik marketer lain

c. Produk tutorial ada garansi 101%. Jadi mengeliminir ketakutan orang yang mau coba.

Pertanyaan :

Jika anda mentargetkan buyer para reseller. Ini yang harus Anda renungkan,

“Bagaimana dengan produk yang anda jual? Sudahkah mempunyai nilai tambah dan menguntungkan para reseller anda?”

NOTE : pelajari kembali materi seputar tema PRODUK yang sudah saya bahas di member area.

“Pak, kok penjualan saya sepi?”

Bisa jadi. Itu bukan salah metode marketingnya. Bukan salah websitenya

Bukan juga karena produknya jelek.

Tapi memang produk yang anda tawarkan tidak memberikan manfaat utk reseller/agen.

Kenapa sih, kok mereka itu mau jadi agen? Selisih dan profit, itu alasan utamanya.

Bisa dapat selisih harga, dan harga bisa di up lebih luwes. Dampaknya, buyer mau jadi reseller.

Contoh :

Untuk harga grosir saya hanya mengambil untung 5000 rupiah. Right!

Dari harga 50 ribu, sama agen/reseller di jual 55 ribu minimal.

Dia dapat profit minimal 5 ribu + selisih harga beli 5 ribu. Jadi total 10 ribu.

Kebayang kan, kalo ada buyer kakap kami di luar jawa yang menjual harga sampai 2x lipat.

Dia dapat selisih harga 5 ribu + profit 50 ribu. Jadi total 55 ribu utk 1 pcs-nya Baru faktor-faktor lainnya kayak pelayanan cepat, trusted, dst

Photo by Michael McAuliffe on Unsplash

Fakta 2

Jika saya terus fokus pada produk, bagaimana membuat value pada produk yang saya buat, maka dengan sendirinya itu akan menarik banyak affiliate yang mau dengan senang hati mempromosikan produk ini.

Contoh kasus diatas :

Jika ada 130 aktivasi member baru yang 100% berasal dari aktivitas affiliate. Maka, saya tidak perlu mengeluarkan banyak biaya iklan, make sense?

Tenaga pemasar adalah faktor kali saya.

Artinya, saya tidak perlu membutuhkan metode yang too high, atau software penarik trafik instant yang ditawarkan di luar sana. Dan sebenarnya itu hanya menguras kantong Anda.

Saya hanya memberikan contoh bagaimana simple ads (menulis iklan yang benar), lalu mengarahkan mereka supaya melakukan ini itu.

Jadi, jika pertanyaanya adalah,

“Apakah saya bisa closing sales tanpa iklan?”

YES!

Caranya Anda bisa Rekrut Affiliate/Reseller/AGEN/Dropshiper, dan sejenisnya.

Fokuskan metode marketing anda untuk merekrut reseller. Baik lewat fb marketing atau google ads, dll.

Silahkan pelajari cara membuat campaign di facebook marketing. Dimana 1 campaign hanya di fokuskan untuk menjaring targeted buyer RESELLER/AGEN.

Itu Strategi Pertama bagaimana anda bisa closing sales tanpa bayar iklan atau setidaknya iklan yang anda keluarkan sangat terjangkau dan tidak harus setiap hari.

Lalu kerahkan tentara reseller anda! Kok bisa?

Karena anda punya produk masterpiece!

(btw, ini hanya istilah, maksudnya produk yg anda jual bukan abal-abal, asal jadi.

Selain itu, anda bisa mengemas penawaran (sales letter, dst) sehingga mampu menarik visitor untuk tertarik memesan produk anda, ini berbicara KONVERSI.

Photo by Wesley Tingey on Unsplash

Fakta 3

Tidak semua affiliate berhasil mencatatkan penjualannya (closing sales) dalam waktu 7 hari.

“Aha” Moment :

1. Tidak semua affiliate cocok menjual produk anda. Jadi tidak perlu pusing

2. Dalam setiap penjualan produk online, selalu pake prinsip PARETO.

Dimana kita hanya fokus pada 20% buyer atau reseller yang memberikan pemasukan besar.

“Apa hubungannya dengan produk yang saya jual pak?” Itulah yang seharusnya Anda lakukan di lapak online Anda.

Targeted Buyer : Reseller/Agen/Pedagang kakap/grosiran

Cari data mereka, dan saya berani tebak kisaran 80% omset penjualan anda di topang dari mereka.

Lalu apa yang harus Anda lakukan?

Jadikan mereka prioritas customer yang harus anda layani secara berbeda!

Ingat, nasabah prioritas yang ada di bank.

Jika diantara anda jadi nasabah prioritas, pasti ngerti maksud saya ;)

Saya harus menempatkan satu ADMIN CSO untuk menghandle para pembeli partai besar tsb.

Melayani dan memberikan informasi dengan cepat dan memprioritaskan produk-produk baru untuk mereka.

Buyer lainnya gimana pak? Terserah Anda.

Saya kategorikan customer itu ada beberapa :

  • Customer A (kakap) : pembeli partai besar (Grosir)
  • Customer B : Agen, Reseller, Dropshiper
  • Customer C : Buyer beli 1 sd 5x Dalam 1 bulan
  • Customer D : Beli tapi jarang-jarang
  • Customer E : Suka order tapi suka cancel > Black list saja
  • Customer F : Banyak nanya, cuman menuh-menuhi WA, auto Delet saja Dst

Nah, penggolongan diatas itu kreatif-kreatifnya kita saja

Dari A sd F > Saya lihat, ternyata omset terbesar saya, itu disumbang dari sekitar 20% customer diatas.

Contoh :

Customer A sd F ada 100.

Cari kisaran 20% customer yang benar-benar menjadi pelanggan anda, yang belanja sering, dalam jumlah besar, dst.

20 customer tersebut adalah PARETO Anda.

Saya pastikan, mereka merasakan bahwa produk dan layanan anda juga memberikan manfaat bagi dompet mereka.

Saya pastikan, mereka adalah customer yang tidak mau cerewet atau menganggu anda dengan segala pertanyaan-pertanyaan ‘alay’ setiap hari.

Kepusingan ADMIN CSO saya berkurang 30%, ketika saya mengarahkan kerja mereka hanya kepada customer serius.

Mengacu pada prinsip pareto!

“Pak, bukankah pembeli itu adalah RAJA?” Kata siapa?

Itu kan kata buku, belum tentu yang nulis juga punya persepsi yang sama dengan persepsi saya.

“Apa pak?”

Tidak semua pembeli adalah raja.

Karena raja itu juga ada yang suka nindas. Ada raja yang gemar perang.

Sekarang, customer anda itu raja yang mana? :D

Konkretnya :

Silahkan bentak (melalui tulisan bukan suara), tegur, tegas, ancam customer Anda yang hanya menganggu aktivitas kerja ADMIN CSO Anda

Bisa anda bayangkan, jika tiap pagi admin cso anda buka WA dan ada 800 sd 1200 Chat yg harus di jawab?

Belum SMS.

Belum Email.

Belum Pertanyaan di Facebook Page. Belum di IG.

Dst

Belum lagi masih harus melayani pertanyaan sepanjang jam kerja.

Apakah saya harus ramah terus menerus terhadap mereka yang sebenarnya malas?

Saya “bentak” saja mereka, saya tegur, saya ancam mereka, saya tegakkan aturan yang sudah dibuat (ingat, lewat tulisan loh ya bukan telp heheh)

Ini cara saya bentak mereka :

“Sis, tolong kerjasamanya ya. Kami sudah jelaskan, tapi sis hanya bertanya-tanya terus. Maaf, pertanyaan selanjutnya tidak kami balas. Karena semua itu sudah jelas di website”

Faktanya :

-­‐ dibela sama buyer lainnya. Mereka ikut ngejawab pertanyaan si penganggu ini.

-­‐ Ketika ada yg cerewet, Tanya ini itu dan kt sdh berusaha menjawabnya di awal maka pembaca yg lain tidak akan terpengaruh.

“Hanya melayani SERIUS ORDER!”

“Yang sudah order by SMS/WA dan sudah kami buatkan INVOICE dan tidak ada kabarnya, masuk black list”

dst

Dampaknya : kontak WA hanya berisi orang2 yang serius.

Tidak seketika memang. Tapi budaya yang pelan-pelan kami tegakkan itu membuat mereka juga sadar bahwa kita juga manusia

Maksudnya, buat yg hanya mau main-main akan mikir karena akan kena blacklist. (Tidak bisa order lagi)

Hal sederhana diatas memaksa mereka utk mandiri. Mau lihat sendiri produk di website. Mau belajar order, mau cek ongkir sendiri, dst.

Sudah di suapi terus, dibikinin order, ditunggu-tunggu eh gak jadi. Ya kalo satu orang. Lha, kalo sehari ada 500 yg cancel setelah kita suapin sedemikian rupa?

‘suwe-suwe iso pecah ndase’

Kalo calon buyer lain liat ternyata kita begitu “suabarrrr’ sekali yawis mereka minta disuapin terus.

Akhirnya mereka pikir, beli juga bisa nunda-nuda Dan ini semakin memuat anda pusing

So, prinsip sederhana diatas, mengeliminir masalah dan meningkatkan waktu produktifitas kerja karyawan.

Dan yes, betul secara periodik kami harus mendelet/memblokir data-data mereka. Seperti di wa, sms, dst

Photo by Umar ben on Unsplash

Fakta 4 : BOSAN

Betul memang reseller/agen bisa mendapatkan komisi dan konversi penjualan yang cepat, tapiiiiii …

Kalo hanya 1 produk yang itu-itu saja … pasti lama-lama penjualan akan turun, right?

Sehebat apapun teknik KONVERSI yang sudah kita terapkan di website lapak online kita, tp kalo produk dari bulan ke bulan cuman 1 terus. Warnanya sama, bentuknya sama, jenisnya sama ya pasar jenuh.

“Aha” Moment :

Cek Produk utama anda, sudah berapa lama anda menjualnya?

Contoh :

Sniper marketer for lapak online,

Lalu muncul lagi sniper marketer for affiliate

Lalu muncul lagi sniper marketer for digital product

Lalu muncul lagi produk yg baru, layanan yang baru dst Lihat, jenisnya sama. Tapi kontennya beda.

Anda boleh saja jual jam.

Tapi kalo dari tahun ke tahun hanya jumlahnya 1 item, 1 model, 1 jenis, kalo gini terus ya pasti anjlok konversi penjualannya.

Karena itu, produk utama harus di update bisa modelnya, bisa jenisnya, bisa warnanya bisa variannya.

Harus punya produk pendukung/turunan.

Saya pribadi setiap minggunya selalu mengeluarkan model terbaru. Btw bukan saya yang buat, tp pabrik.

Sehingga buyer, khususnya buyer kakap tidak bosan menjual model yang sama-sama terus.

Anda tangkap pointnya? Good!

--

--